POLINEMA LAKUKAN GIAT PENGABDIAN MASYARAKAT DI PONDOK PESANTREN
Kab. Malang-Menyandang predikat sebagai salah satu Perguruan Tinggi Negeri terkemuka di Indonesia yang berlokasi di Malang Raya khususnya dalam bidang pendidikan vokasi. Politenik Negeri Malang (Polinema) tak henti-hentinya turut serta berkontribusi dalam pembangunan Sumber Daya Manusia di Malang Raya melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) sebagai salah satu bentuk implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Malang Raya yang terkenal sebagai daerah dengan destinasi wisata yang mengagumkan dikenal juga memiliki penduduk dengan kultur agama yang kuat, khususnya Islam. Kuatnya kultur agama di Malang bisa dilihat dari menjamurnya lembaga pendidikan agama islam khususnya yang berbentuk Pondok Pesantren. Data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2019 Di Kabupaten Malang saja tercatat sebanyak 724 Pondok Pesantren telah berdiri dan tersebar di 33 Kecamatan. Jumlah pondok pesantren tersebut mengalami tren kenaikan dalam kurun waktu 9 tahun terakhir. (https://malangkab.bps.go.id/statictable/2016/08/12/518/banyaknya-pondok-pesantren-menurut-kecamatan-2011-2019.html). Dengan jumlah sebanyak itu, diperkirakan terdapat puluhan hingga ratusan ribu santri yang saat ini mendiami Kabupaten Malang untuk menuntut ilmu agama. Polinema sebagai bagian dari Malang Raya pun terpanggil untuk melakukan kegiatan PkM dengan menyasar Pondok Pesantren yang selama ini dirasa belum optimal mendapatkan perhatian padahal memiliki potensi yang luar biasa.
Bertempat di Pondok Pesantren Nurul Huda, Desa Pajaran, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Malang yang diketuai oleh Utsman Syah Amrullah, S.T., M.T. dan beranggotakan Am. Mufarrih, S.Pd., M.T, Nanang Qosim, S.Pd., M.T., Zakki Fuadi Emzain, S.Pd., M.Sc dan Ahmad Hanif Firdaus, S.T., M.Sc dengan melibatkan 2 orang mahasiswa dari Jurusan Teknik Mesin melakukan giat pengabdian kepada masyarakat pada tanggal 16 Agustus 2020 dengan memberikan pelatihan pengoperasian running text jadwal salat digital kepada santri dan takmir masjid Pondok Pesantren Nurul Huda. Dikarenakan masih dalam suasana pandemic Covid-19 maka pelatihan dibatasi hanya diikuti oleh beberapa santri terpilih saja untuk menghindari kerumunan. Pimpinan Pondok, KH. Masykur Hafidh saat menerima kedatangan tim PkM Polinema di kediamannya mengucapkan terima kasih atas bantuan running text jadwal salat digital sekaligus memberikan pelatihan kepada para santri. “Selama ini pondok sangat terbuka lebar kepada siapapun yang ingin menjalin silaturrahim, kami ucapkan terima kasih kepada polinema dan semoga bantuan yang diberikan memberikan manfaat untuk santri pada khususnya dan pondok pada umumnya,” ujar Kiai Masykur.
Kiri-Kanan: Mahasiswa Polinema, Nanang Qosim, S.Pd., M.T., Ahmad Hanif Firdaus, S.T., M.Sc., K.H. Masykur Hafidh, Am. Mufarrih, S.Pd., M.T, Zakki Fuadi Emzain, S.Pd., M.Sc, Mahasiswa Polinema
Sementara itu di salah satu ruang kelas Pondok yang alihfungskan sebagai tempat pelatihan, Ust. Ziyad, salah seorang pengasuh pondok dalam sambutannya mewakili pihak pondok dan para santri yang mendapatkan pelatihan pun turut mengucapkan terima kasih atas kedatangan tim, “Terima kasih atas bantuan dan pelatihan kepada para santri, semoga bermanfaat”, kata Ust. Ziyad.
Ket Foto: Ust. Ziyad (Paling Kiri) saat memberikan sambutan, didampingi Ahmad Hanif Firdaus, S.T., M.Sc. (tengah) dan Zakki Fuadi Emzain, S.Pd., M.Sc (Paling Kanan)
Dalam kesempatan yang sama, Am. Mufarrih, S.Pd., M.T selaku anggota tim PkM dan sekaligus trainer pelatihan menjelaskan bahwa pelatihan yang telah dilakukan diharapkan bermanfaat bagi para santri khususnya terkait dengan pengetahuan di bidang teknologi informasi yang perkembangannya sangat dinamis sehingga kaum santri pun tidak dipandang sebelah mata, “Kaum santri yang selama ini mungkin dipersepsikan gaptek (gagap teknologi) karena hanya fokus belajar ilmu agama harus membuktikan diri bahwa anggapan tersebut tidak benar. Kaum santri sebagai kader ulama juga harus menjadi kader intelektual yang menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,” tukas Mufarrih.
Ket Foto: Am. Mufarrih (berdiri, 3 dari kiri) saat memberikan pelatihan kepada santri